Trends International Mathematics and Science Study (TIMSS) merupakan studi international tentang
kecenderungan atau perkembangan matematika dan sains. Studi ini diselenggarakan
oleh International Association for the Evaluation of Education Achievement
(IEA) yaitu sebuah asosiasi internasional untuk menilai prestasi dalam
pendidikan yang berpusat di Lynch School of Education, Boston College, USA.
TIMSS bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran
matematika dan sains. yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Pertama kali
diselenggarakan pada tahun 1995, kemudian berturut-turut pada tahun 1999, 2003,
2007 dan 2011 sedang berlangsung. Salah satu kegiatan yang dilakukan TIMSS
adalah menguji kemampuan matematika siswa kelas IV SD (Sekolah Dasar) dan Kelas
VIII SMP (Sekolah Menengah Pertama). Bentuk soal-soal dalam TIMSS adalah pilihan ganda dengan 4
atau 5 pilihan jawaban, isian singkat dan uraian. Kerangka penilaian kemampuan
bidang matematika yang diuji menggunakan istilah dimensi dan domain.
Dalam TIMSS 2011 Assesment
framework penilaian terbagi atas dua dimensi, yaitu dimensi konten dan
dimensi kognitif. Penilaian dimensi konten untuk siswa kelas IV SD terdiri atas
tiga domain, yaitu: bilangan, bentuk geometri dan pengukuran, serta penyajian
data. Perhatikan tabel berikut.
Fourth Grade
|
||
Content (Mathematics)
|
Percentages
|
Topic Area
|
Number
|
50%
|
Whole numbers, Fraction and Decimals, Number sentences,
Patterns and Relations
|
Geometric Shapes dan Measures
|
35%
|
Lines and Angles, Two and Three Dimention, Location and Movement
|
Data Display
|
15%
|
Reading and Interpreting, Organizing and Representing
|
Fourth Grade
|
||
Content (Science)
|
Percentages
|
Topic Area
|
Life Scince
|
45%
|
Characteristics and Life Process of Living Things, Life
Cycles, Reproduction and Heredity Interaction with the Environment
Ecosystems, Human Health
|
Physical Science
|
35%
|
Classification and Properties of Matter, Physical States and Change in
Matter, Energy Sources, Heat and Temperature, Light and Sound, Electricity
and Magnetism, Forces and Motion
|
Earth Science
|
20%
|
Earth’s Structure and Physical Features, Earth’s
Processes, Cycles and History, Earth’s Resources, Their Use and Conservation,
Eart in the Solar System and The Universe
|
Sedangkan dimensi konten untuk kelas VIII SMP terdiri
atas empat domain, yaitu: bilangan, aljabar, geometri, data dan peluang. Perhatikan
tabel berikut.
Eighth Grade
|
||
Content (Mathematics)
|
Percentages
|
Topic Area
|
Number
|
30%
|
Whole numbers, Fraction and Decimals, Integers, Ration,
Proportion and Percent
|
Algebra
|
30%
|
Patterns, Algebraic Expressions, Equations/ Formulas
and Functions
|
Geometry
|
20%
|
Geometrics Shapes, Geometric Measurement, Location and
Movement
|
Data and Chance
|
20%
|
Data Organization and Representation, Data Interpretation, Chance
|
Fourth Grade
|
||
Content (Science)
|
Percentages
|
Topic Area
|
Biology
|
35%
|
Characteristics, Classification and Life, Processes of
Organisms, Cells and Their Fuctions, Life Cycles, Reproduction and Heredity,
Diversity, Adaptation and Natural Selection, Hyman Health
|
Chemistry
|
20%
|
Classification and Composition of Matter, Properties of Matter, Chemical
change
|
Physics
|
25%
|
Physical States and Change in Matter, Energy Transformations, Heat and
Temperature, Light and Sound, Electricity and Magnetism, Forces and Motion
|
Earth Science
|
20%
|
Earth’s Structure and Physical Features, Earth’s Processes, Cycles and
History, Earth’s Resources, Their Use and Conservation, Eart in the Solar
System and The Universe
|
Penilaian dimensi kognitif pada kelas IV SD dan kelas
VIII SMP terdiri dari tiga domain, yaitu :
1.
Domain pertama
adalah pengetahuan, mencakup fakta-fakta, konsep dan prosedur yang harus
diketahui siswa.
2.
Domain kedua adalah
penerapan, yang berfokus pada kemampuan siswa menerapkan pengetahuan dan
pemahaman konsep untuk menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan.
3.
Domain ketiga yaitu
domain penalaran, yang berfokus pada penyelesaian masalah non rutin, konteks
yang kompleks dan melakukan langkah penyelesaian masalah yang banyak.
Cognitive Domains for
Mathematics
|
||
|
Fourth Grade
|
Eighth Grade
|
Knowing
|
40%
|
35%
|
Applying
|
40%
|
40%
|
Reasoning
|
20%
|
25%
|
Cognitive Domains for
Science
|
||
|
Fourth Grade
|
Eighth Grade
|
Knowing
|
40%
|
35%
|
Applying
|
40%
|
35%
|
Reasoning
|
20%
|
30%
|
Selama keikutsertaan Indonesia
dalam TIMSS hanya mengikutsertakan siswa kelas VIII SMP saja, sedangkan siswa
kelas IV SD belum pernah diikutsertakan.
Padahal pembelajaran dan soal-soal yang menuntut penalaran harus sudah
dibiasakan sejak dini. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa pembelajaran matematika
sejak usia dini akan tercermin dalam pemahaman tentang konsep matematika pada
saat mereka dewasa.
Terdapat empat aspek penalaran
yang perlu dikembangkan sejak anak Sekolah Dasar yaitu :
a.
pertama mengembangkan pembenaran dan
menggunakan perumuman.
b.
Kedua, menuntun
pada jalinan dari pengetahuan matematik yang saling berhubungan daam suatu
ranah matematik.
c.
Ketiga,
pengembangan jalinan pemahaman matematik dakan menjadi dasar ari kepekaan
matematik yang manjadi basis untuk melihat ke intinya sewaktu anak berjumpa
dengan masalah matematik.
d.
Keempat, perlunya
mengkaji penalaran keliru sebagai kawah menuju pengembangan mendalam
pengetahuan matematik.
Dan
Soal-soal matematika model TIMSS dapat digunakan untuk membiasakan siswa
Sekolah Dasar untuk melatih penalaran matematis siswa.
Hasil survei empat tahunan
TIMSS, pada keikutsertaan pertamakali tahun 1999 Indonesia berada pada
peringkat 34 dari 38 negara. Pada tahun 2003 Indonesia berada pada peringkat 34
dari 46 negara. Dan ranking Indonesia pada TIMSS tahun 2007 turun menjadi
ranking 36 dari 48 negara. Posisi Indonesia dengan rata-rata 405, relatif
sangat rendah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lain yang berpartisipasi
dalam TIMSS 2007 seperti Malaysia yang menempati posisi 20 dengan skor
rata-rata 474, apalagi Singapura yang menempati posisi ke-3 dengan skor
rata-rata 593 (Mullis et al dalam Iryanti, 2010). Bila dirujuk ke benchmark
yang dibuat TIMSS. Standar internasional untuk kategori mahir 625, tinggi 550,
sedang 475 dan rendah 400. Maka hasil yang dicapai siswa Indonesia tersebut
masuk pada kategori rendah, jauh dari kategori mahir (625) dimana pada kategori
ini siswa dapat mengorganisasikan informasi, membuat perumuman, memecahkan
masalah tidak rutin, mengambil dan mengajukan argumen pembenaran simpulan.
Dimana pada kategori mahir inilah yang ingin dicapai dalam kurikulum pendidikan
matematika disekolah.
Hasil TIMSS yang rendah ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penyebabnya antara
lain karena siswa di Indonesia kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal
kontektual, menuntut penalaran, argumentasi dan kreativitas dalam
meyelesaikannya. Dimana soal-soal tersebut merupakan karakteristik soal-soal
TIMSS.
Dalam penelitian yang dilakukan
beberapa ahli menunjukkan persentasi waktu pembelajaran matematika di Indonesia
lebih banyak digunakan untuk membahas atau mendiskusikan soal-soal dengan
kompleksitas rendah yaitu sebesar
57% dan untuk membahas soal-soal dengan
kompleksitas tinggi menggunakan waktu yang lebih sedikit sekitar 3%, sedangkan
soal-soal model TIMSS termasuk soal-soal yang memiliki kompleksitas sedang dan
tinggi, serta memerlukan penalaran dalam penyelesaiannya. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa siswa Indonesia
kurang terbiasa mengerjakan soal-soal model TIMSS. Untuk itu penting sekali
memperbanyak soal-soal model TIMSS yang mengandung penalaran matematis dalam
pembelajaran. Dalam hal ini penting untuk mensosialisasikan pada guru tentang
apa dan bagaimana karakteristik soal-soal model TIMSS untuk diimplementasikan
dalam proses pembelajaran di kelas.